-
- Home »
- Suku Asmat
"b@ndit"
On Sabtu, 17 Maret 2012
Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua.
Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku
Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek,
cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai
selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di
antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang paling
mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya.
Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan
dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka
menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus
daun sago yang dipanggang dan dimakan.
Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu
kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah
keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan.
Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai
kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang
Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.
Dalam hidup bersosial Suku Asmat memiliki 2 jabatan kepemimpinan.
- Yang berasal dari unsur pemerintah,
- Yang berasal dari masyarakat itu sendiri yaitu kepala adat/ kepala suku
Untuk tipe kepemimpinan yang ke dua inilah yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan suku Asmat. Karena dalam melakukan segala kegiatan akan
selalu di dahului dengan upacara adat. Jadi untuk setiap kegiatan resmi
yang melibatkan pemerintah, kerjasama antara pemerintah dan kepala suku
sangatlah penting.
Bila seorang kepala suku telah meninggal dunia, jabatan kepala suku
tidak secara otomatis jatuh kepada penerusnya, melainkan di pilih dari
orang yang berasal dari fain, atau marga tertua di lingkungan tersebut,
atau di pilih dari seorang pahlawan yang telah memenangkan pertempuran.
Suku Asmat adalah suku yang menganut Animisme, sampai dengan masuknya
para Misionaris pembawa ajaran baru, maka mereka mulai mengenal agama
lain selain agam nenek-moyang. Dan kini, masyarakat suku ini telah
menganut berbagai macam agama, seperti Protestan, Khatolik bahkan Islam.
Seperti masyarakat pada umumnya, dalam menjalankan proses
kehidupannya, masyarakat Suku Asmat pun, melalui berbagai proses, yaitu :
1. Kehamilan, selama proses ini berlangsung, bakal generasi penerus
dijaga dengan baik agar dapat lahir dengan selamat dengan bantuan ibu
kandung alau ibu mertua.
2. Kelahiran, tak lama setelah si jabang bayi lahir dilaksanakan upacara
selamatan secara sederhana dengan acara pemotongan tali pusar yang
menggunakan Sembilu, alat yang terbuat dari bambu yang dilanjarkan.
Selanjutnya, diberi ASI sampai berusia 2 tahun atau 3 tahun.
3. Pernikahan, proses ini berlaku bagi seorang baik pria maupun wanita
yang telah berusia 17 tahun dan dilakukan oleh pihak orang tua lelaki
setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan melalui uji
keberanian untuk membeli wanita dengan mas kawinnya piring antik yang
berdasarkan pada nilai uang kesepakatan kapal perahu Johnson, bila
ternyata ada kekurangan dalam penafsiran harga perahu Johnson, maka
pihak pria wajib melunasinya dan selama masa pelunasan pihak pria
dilarang melakukan tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal
dalam satu atap. Dalam memenuhi kebutuhan biologisnya, baik kaum pria
maupun wanita melakukannya di ladang atau kebun, disaat prianya pulang
dari berburu dan wanitanya sedang berkerja di ladang. Selanjutnya, ada
peristiwa yang unik lainnya dimana anak babi disusui oleh wanita suku
ini hingga berumur 5 tahun.
4. Kematian, bila kepala suku atau kepala adat yang meninggal, maka
jasadnya disimpan dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo suku
ini, tetapi bila masyarakat umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini
dijalankan dengan iringan nyanyian berbahasa Asmat dan pemotongan ruas
jari tangan dari anggota keluarga yang ditinggalkan.
Melakukan kegiatan bercocok tanam di ladang, dengan jenis tanamannya
wortel, matoa, jeruk, jagung, ubi jalar dan keladi juga beternak ayam,
babi. Demikian menariknya adat istiadat suku ini, sehingga perlu
dilestarikan. Disamping itu juga, dapat digunakan sebagai obyek
pariwisata untuk mendapatkan devisa bagi negara.
Secara umum, kondisi fisik anggota masyarakat Suku Asmat,
berperawakan tegap, hidung mancung dengan warna kulit dan rambut hitam
serta kelopak matanya bulat. Disamping itu, Suku Asmat termasuk ke dalam
suku Polonesia, yang juga terdapat di New Zealand dan Papua Nugini.
Artikel Lainnya:
Suku Sunda
Resources
Diberdayakan oleh Blogger.
artikelnya bagus neh sob
BalasHapusVisit today,,, please visit back
thank's sob..
Hapussiapp,, :)
Visit again
BalasHapusSupport ,,, for trafic
ijin nyimak y sob... sejarah yg bisa menambah keilmuwan ane^^
BalasHapushappy blogging^_^
Visit today,,, please visit back
BalasHapus